Aku tersenyum..

Dear My Friends..

Sering engkau berseloroh bahwa aku tidur pun tersenyum, karena engkau hampir tak menemukan saat di mana wajahku ditinggalkan oleh senyum.
Mendengar itu, bagaimana mungkin aku tak tersenyum?

Sekarang,
Ini yang dapat kukatakan untuk pertanyaanmu, mengapa aku selalu tersenyum kepadamu.

Aku tersenyum,
karena aku melihat kebaikan dalam dirimu yang sedang kau biarkan kalah di bawah kepentinganmu yang tidak penting.

Aku tersenyum,
karena aku melihat bagaimana engkau tersiksa karena kekesalan mu terhadap dirimu sendiri yang sering berlaku palsu.

Lebar senyumku,
karena mendengar mu berjanji tidak akan berlaku sombong, tetapi mengatakannya dengan kalimat-kalimat seseorang yang angkuh.

Lucu senyumku,
karena mendengar kesediaanmu untuk memaafkan orang lain, dengan kesungguhan untuk memastikan bahwa mereka tahu bahwa hanya engkau yang benar.

Haru senyumku,
karena melihat upayamu untuk mendapatkan kasih sayang, dengan cara-cara yang mengusir kasih sayang.

Dan semua kesabaran dalam senyumku itu ada,
karena aku sedang menanti saat di mana engkau berlaku tegas untuk menjadi pribadi yang baru.

Dan hatimu berkata lirih,
Aku, sebagai pribadi yang baru?
Ya …,
aku mendengar keraguanmu itu …

Tetapi ini yang harus kau mengerti,
bahwa
Kebaruan mu bukan datang karena engkau telah meninggalkan semua diri lama mu.
Kebaruanmu dimulai dari niatmu untuk menjadi pribadi baru.
dan
Kesungguhanmu dinilai dari yang betul-betul engkau lakukan.

Aku tersenyum, karena aku yakin engkau akan sampai pada akal-sehatmu. Engkau tak akan mampu berlama-lama berbaring dan mengeluh dalam kelemahan, tanpa akhirnya mengerti bahwa engkau berperan sangat besar dalam pelemahanmu sendiri.

Sahabatku tercinta,

Aku tersenyum karena memang engkau sebetulnya pribadi yang sangat berkualitas, tetapi yang sedang menelantarkan kualitasnya.
Ingatlah, bukan tidak cukup baiknya kualitasmu, tetapi tidak cukupnya penggunaan dari kualitasmu, yang telah melemahkan kehidupanmu.

Hanya, ini yang ingin aku ingatkan;
Berapa banyakkah waktu yang akan kau boroskan lagi dalam pelemahan dirimu?,

Aku tersenyum, karena aku tahu engkau akan membanggakan Tuhan dengan ketegasan untuk melakukan sebanyak mungkin yang bisa kau lakukan, dan menyerahkan sesedikit mungkin yang tak bisa kau lakukan - kepada Tuhan.

Sekarang, janganlah hanya menunggu.
Menunggulah sebagai pribadi yang peka hatinya, yang aktif pikirannya, yang santun cara-caranya, dan yang bertenaga kehadirannya.

Sekarang,
Tersenyumlah engkau bersamaku.
………..

====================>>> Di ambil dari catatan Bp. Mario Teguh..
Salam super.....

1 komentar:

Anonim mengatakan...

mudah2an ini hanya gambaran saja ya...
gambaran yang tidak ditujukan pada seseorang...
seseorang yang baru kau kenal...
kenal aja karena tidak sengaja...

Posting Komentar